Kamis, 11 Februari 2016

Mengenal Bahasa Tamil

Aksara Tamil
Status resmi
Bahasa resmi di
 India,
 Sri Lanka,
 Singapura.
{{{mapalt}}}
Bahasa Tamil (Tamil: தமிழ்), di antara bahasa-bahasa Dravida lainnya merupakan bahasa yang unik, terlepas dari lebih dari 50 juta penuturnya di Tamil Nadu, penutur bahasa Tamil juga banyak ditemukan di Srilanka (wilayah Jaffna dan Trincomalee), MalaysiaSingapuraMyanmarIndonesia
(terutama wilayah Sumatera Utara), Afrika SelatanFiji dan Mauritius.
Di samping itu, karena daerah Tamil Nadu telah menjadi pusat perlintasan dagang yang utama dari masa ke masa, maka daerah ini juga melakukan kontak dengan berbagai bangsa, yang dapat terlihat dari banyaknya kemiripan kosakata beberapa bahasa dengan Tamil. Kosakata rice dan sandalwood dalam bahasa Inggris, meski dikatakan berasal dari bahasa Yunani, namun pada kenyataannya dua kata itu justru pinjaman dari bahasa Tamil.

Sistem penulisan

Bahasa Tamil pada mulanya menggunakan sistem penulisan Brahmi, grantha dan vaTTezuttu. Namun dari mana sebenarnya huruf Tamil itu berakar, masih menjadi perdebatan. Sebagian besar berpendapat bahwa huruf Tamil berasal dari huruf Brahmi, akan tetapi pandangan ini pun tidak sepenuhnya mendapat pembenaran di kalangan ahli bahasa setempat.
Berdasarkan fakta, yakni dengan melihat huruf Tolkaappiyam dari abad ke-3 SM, cukup jelas bahwa bahasa Tamil mempunyai sistem penulisannya sendiri.
Bahkan huruf Brahmi selatan sendiri dikatakan merupakan sempalan dari huruf vaTTezuttu.
Bahasa Tamil mempunyai 12 huruf hidup (vokal), 18 huruf mati (konsonan), 216 gabungan vokal-konsonan, dan 1 aaydham, sehingga total mencapai 247 huruf.

Tata bahasa Tamil

Bahasa Tamil ditinjau dari sisi ketatabahasaannya terbagi menjadi lima bagian, yakni:
  • Ezuthu (Tamil : எழுத்து) (Huruf)
  • Sol (Tamil : சொல்) (Kata)
  • Porul (Tamil : பொருள்) (Makna)
  • Yaappu (Tamil : யாப்பு) (struktur puitis), dan
  • aNi (Tamil : அணி) (tata puitis)
Buku tata bahasa Tamil yang pertama ditulis dalam huruf Aghatiyam, namun karena sumber dari huruf ini tidak tersedia, maka yang diakui adalah buku tatabahasa berhuruf Tolkappiyam.
Kemudian dari susunan kata, terdapat empat jenis, yaitu : uriccol atau kata dasar yang dipakai dalam karya sastra kuno dan tidak lagi dipakai; kemudian tiNai yang dibagi menjadi uyartiNai (kata benda yang mengacu pada perorangan, mencakup manusia, dewa dan setan) dan akRiNai (untuk benda mati dan binatang kategori rendah dan netral). Sedang untuk kelompok binatang yang sederajat dengan manusia digolongkan ke dalam jenis uyortiNai.
Kemudian untuk menyatakan jumlah untuk jenis kelamin netral disebut sebagai Palar paal.
AkRiNai dikelompokkan lagi menjadi onRan paal (kata tunggal untuk kelompok impersonal), dan palvin paal(jamak untuk kelompok impersonal).

Gerakan Pemurnian Bahasa Tamil

Gerakan Pemurnian Bahasa Tamil atau Tanit-Tamil Lyakkam, muncul karena pada masa-masa silam banyak cendekiawan yang terdidik dalam bahasa Sanskerta berupaya mempengaruhi bahasa Tamil, melalui penggunaan kosakata Sanskerta secara bebas. Mereka berpendapat bahwa dengan memadukan kedua bahasa ini akan memperindah bahasa Tamil itu sendiri.
Para cendekiawan ini menyebutnya sebagai manippravala dan berusaha memopulerkan penggunaan bahasa tersebut di masyarakat.
Namun para cendekiawan Sanskerta penganut Jainisme dan Vaishnava yang berupaya melakukannya gagal karena bahasa Tamil sendiri sebenarnya sangat kaya kosakata dan penuh kiasan-kiasan yang tidak dijumpai dalam bahasa Dravida manapun.
Akan tetapi para cendekiawan tersebut menolak mengakui kekayaan bahasa Tamil ini, meski mereka orang Tamil.
Upaya-upaya terus dilakukan untuk meminggirkan peran bahasa Tamil dengan berbagai cara seperti mengklaim sejumlah karya sastra dan ritual serta huruf Tamil berakar dari bahasa Sanskerta, namun usaha mereka kemudian terhenti ketika para cendekia seperti V.K. Curiyanaraayana Sastiar dan Maraimalaiyatikal memfokuskan diri pada perhatian masyarakat atas kesusasteraan bahasa Tamil.
Dua cendekiawan tersebut dalam karya-karya awalnya memasukkan unsur bahasa Sanskerta di dalamnya, namun setelah para Sanskritis menyatakan bahwa Tamil tidak akan hidup tanpa adanya bahasa Sanskerta, maka keduanya mulai menulis dengan bahasa Tamil tanpa mengambil sedikitpun kata-kata bahasa Sanskerta.
MaTaimalaiyaTikal kemudian mengkristalkan sikap tersebut ke dalam satu gerakan pada tahun 1916 yang disebut Tanit-Tamil Lyakkam atau gerakan pemurnian bahasa Tamil. Sikap ini kemudian popular di kalangan cendekiawan Tamil, dan pihak-pihak yang merasa pentingnya bahasa Tamil yang murni.
Hingga sekarang, masih terjadi pertentangan antara kalangan yang pro-penggunaan Tamil murni dengan yang kontra, walau bentuknya berbeda.

Dialek

Bahasa Tamil seiring dengan makin majunya perkembangan transportasi kini semakin kabur perbedaan dialeknya.
Kecuali dengan bahasa Tamil Srilanka yang mengandung banyak perbedaan. 
Di samping itu, kalangan Muslim Tamil cenderung banyak menyisipkan kata-kata yang berakar dari bahasa Arab dan Urdu. 
Bahkan kelompok muslim di distrik yang berbatasan dengan Andhra Pradesh banyak yang mulai menggunakan bahasa Urdu sebagai bahasa sehari-hari.
Sedangkan penganut Kristen banyak menyisipkan kosakata bahasa Inggris dalam berbahasa sehari-hari.

Contoh

  • Vanakkam (Tamil : வணக்கம்) = Halo!
  • N’ee eppadi irukkiRay? (Tamil : நீ எப்படி இருகிறாய் ?) = Apa kabar?
  • N’aan n’allapadiyaaka irukkiREn (Tamil : நான் நல்லபடியாக இருக்கிறேன்) = Baik-baik
  • N’anRi (Tamil : நன்றி) = Terima kasih
  • Un peyar enna? (Tamil : உன் பெயர் என்ன?) = Siapa namamu?
  • Ennudaiya peyar… (Tamil : என்னுடையப் பெயர்...). = Nama saya…..
  • SenRu varukiREn (Tamil : சென்று வருகிறேன்) = Sampai jumpa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar